2024-08-14 09:53:38 | View : 591
Era digital atau transformasi digital akan terus berkembang dan terus meningkat kedepannya. Dahulu kita mengenal revolusi industri 1.0 yang ditandai dengan ditemukannya mesin uap dan digunakan untuk proses produksi barang, kemudian selanjutnya revolusi industri 2.0 yang ditandai dengan peralihan dari mesin uap ke mesin Listrik, dan revolusi industri 3.0 ditandai dengan adanya mesin yang bisa bergerak dan berfikir secara otomatis seperti komputer dan bahkan robot. Revolusi industri selanjutnya adalah revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan terciptanya AI (Artificial Intelligence), Robotika, IoT (Internet of Thing), Rekayasa Genetika, Percetakan 3D, Komputer Kuantum, dll. Kemudian revolusi industri saat ini adalah revolusi industri 5.0/society 5.0 yang ditandai dengan adanya penggabungan teknologi canggih yang kita kenal IoT, AI, dan robotika dengan keahlian manusia dalam pekerjaan.
Dengan meningkatnya teknologi saat ini jelas semua perusahaan mendapatkan manfaatnya dan merubah kebiasaannnya, bahkan memunculkan regulasi baru. Masyarakat saat ini dituntut agar bisa menjalani hidup dengan memanfaatkan teknologi digital karena teknologi digital dan kegiatan sehari-hari sudah tidak bisa dipisahkan. Jika tidak menguasai teknologi digital, maka mereka akan tertinggal dan kesulitan untuk bekerja atau mendapatkan pekerjaan yang baik.
Perlu diketahui bahwa mayoritas tempat kerja saat ini menggunakan teknologi canggih berbasis digital dalam pelaksanaan pekerjaannya termasuk sektor pendidikan. Ini semua memunculkan masalah baru yang dimana seluruh guru dan karyawan di sekolah diharuskan bisa menguasai dan berinovasi dengan teknologi digital. Mungkin tuntutan ini bukanlah masalah bagi guru dari generasi milenial yang lahir sekitar tahun 1981-1996 dan generasi Z yang lahir sekitar tahun 1997-2012, karena di generasi mereka teknologi sudah melekat dan menjadi konsumsi sehari-hari. Mereka cenderung lebih cepat belajar dan beradaptasi dengan hal-hal baru yang berkaitan dengan teknologi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Kemajuan teknologi ini juga bisa berdampak negatif bagi sekolah yang belum siap dengan fasilitas dan juga sumber daya manusianya. Sehingga bisa tertinggal dan mengancam eksistensi karena tidak bisa menguasai, mengikuti dan berinovasi menggunakan teknologi digital di sekolah dan di kegiatan proses belajar mengajar.
Sebaliknya, transformasi digital justru disambut baik oleh Yayasan BPI. Bukan hanya pada tanggal 28-30 Juni 2022 pernah mengadakan konferensi dan deklarasi tranformasi digital di lingkungan Yayasan BPI tapi juga baru-baru ini pada tanggal 29-31 Juli 2024 Yayasan BPI dan Dinas Pendidikan Kota Bandung berkolaborasi mengadakan seminar dan pelatihan dengan judul Pemanfaatan AI Dalam Dunia Pendidikan yang dihadiri oleh perwakilan guru-guru SMP, SMA, dan SMK swasta dan negeri di lingkungan kota Bandung. Kegiatan ini didukung dan dihadiri langsung oleh pakar telematika nasional, Drs, K. R. M. T. Roy Suryo Notodiprojo, M. Sc. yang kita kenal sebagai Roy Suryo, Menteri Pemuda dan Olahraga pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Salah satu poin penting yang disampaikan oleh Roy Suryo adalah “tujuan akhir dari pemanfaatan AI dalam dunia Pendidikan ini adalah untuk menciptakan generasi muda Indonesia menjadi generasi emas 2045”.
Dalam hal pemanfaatan teknologi digital, salah satu unit sekolah di Yayasan BPI yaitu SMP BPI 1 Bandung, sudah mulai mengimplementasikan digitalisasi di proses belajar mengajar dan kegiatan lainnya. Semua fasilitas untuk mendukung inovasi pembelajaran berbasis digital ini sudah di fasilitasi oleh Yayasan BPI dengan baik, mulai dari Smartboard, WIFI, LMS Socrates, CCTV, AC, LCD, dll. Semua guru dan karyawan di SMP BPI 1 Bandung sudah sering mendapatkan pelatihan khusus atau in house training mengenai service excellence dan transformasi digital agar bisa menjalankan inovasi pembelajaran berbasis digital ini dengan lancar. Selain itu, guru-guru juga sudah menggunakan aplikasi khusus untuk mencatat kehadiran dan penilaian peserta didik sehingga pencatatan agenda mengajar, perekapan kehadiran dan penilaian peserta didik sudah sangat cepat, akurat, mudah dan efisien. Bagaimanapun transformasi digital ini harus dikenalkan kepada peserta didik sejak dini. Oleh karena itu, seluruh peserta didik di SMP BPI 1 Bandung sudah menggunakan aplikasi ketika masuk sekolah dan pulang sekolah. Bukan hanya itu, peserta didik juga bisa melakukan presensi kehadiran ekstrakurikuler, melihat web dan sosial media sekolah dengan menggunakan satu aplikasi. Kegiatan proses belajar mengajar di dalam kelas juga sudah berbasis teknologi digital. Pihak sekolah yakin bahwa, di masa depan nanti langkah-langkah ini bisa membantu peserta didik untuk sukses dan menggapai cita-cita mereka. Pembelajaran berbasis digital sejak dini akan menciptakan generasi muda untuk lebih siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan. Mereka akan menjadi terbiasa menggunakan teknologi yang lebih canggih jika di masa depan nanti mereka harus terjun ke dunia perkerjaan.
Referensi: